Selasa, 17 Agustus 2010

Merbabu Expedition

    Pada tanggal 22-23 juli lalu para santri pecinta alam (SAPALA KAMUFISA) pon.pes Al-mukmin mengadakan expedisi ke gunung merbabu. Pendakian ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan anggota SAPALA brigade XX. Dalam expedisi ini sebagian santri non SAPALA juga mengikutinya, namun dalam jumlah yang terbatas.Acara ini dibimbing oleh musyrif SAPALA dan diketuai oleh ketua SAPALA sendiri.
    Alhamdulillah expedisi ini berjalan lancar meskipun sedikit mengalami kesulitan perjalanan dikarenakan kabut yang tebal dan tiba-tiba datang. Dengan pertolongan Allah kami bisa melewati rintangan yang ada.
    tiba di puncak kami mengadakan acara penerimaan anggota SAPALA brigade XX dan penurunan oknum anggota SAPALA brigade XIX yang telah melakukan pelanggaran peraturan SAPALA.

Sabtu, 15 Mei 2010

Study Banding

Pada tanggal 7,8,9 april para pengurus IST ( Imarotusy Syu'unith Tholabah ) 30H Pon Pes Al-Mukmin mengadakan acara study banding dan rihlah ilmiyah ke Jawa Timur dan Madura.

Tempat tujuannya yaitu masjid Al Akbar Surabaya, AAL, dan study banding di Pon Pes Al Amin Prenduan, Madura.

Tujuan dari acara study banding ini adalah untuk meningkatkan kwalitas organisasi IST, yaitu dengan cara saling bertukar pikiran dengan organisasi siswa di pondok Al Amin. dan juga untuk mempererat tali silaturrahmi antar pondok pesantren. Selain itu juga untuk menambah wawasan para santri Al Mukmin.

Acara ini diselenggarakan oleh para pengurus IST 30 H yang diketuai oleh M. Zuhri Fahrudin. Dialah yang mempunyai ide atau gagasan untuk menyelenggarakan acara tersebut. Dan acara ini juga dibimbing oleh para ustadz Pon Pes Al Mukmin Ngruki.

Dana untuk mengadakan acara ini adalah dari iuran para peserta, bantuan dari kesantrian, dan dari uang kas IST. Rencananya para panitia acara akan mencari sponsor ship, namun mereka mengurungkan niat mereka. Sampai di Pon Pes Al Amin kamipun disambut dengan baik oleh para santri dan ustadz Al Amim.

Kami para pengurus IST 30 H merasa sangat senang karena bisa melaksanakn acara seperti ini. Soalnya dua tahun yang lalu acara seperti ini tidak bisa dilaksanakan oleh para pengurus IST tahun-tahun sebelumnya. Dan kami sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena kami selalu dalam lindungan-Nya ketika melaksanakan acara ini. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Direktur yang telah merestui acara ini, dan juga kepada para ustadz yang telah membantu terlaksananya acara ini.

Selasa, 06 April 2010

Senyumlah, Karena Senyum Dapat Memanjangkan Umur!

Jika Anda termasuk orang yang selalu terlihat memiliki senyuman paling lebar, itu artinya Anda akan berumur panjang, demikian hasil penelitian

Hidayatullah.com—Orang-orang yang banyak tersenyum biasanya lebih bahagia, memiliki kepribadian yang lebih stabil, lebih stabil perkawinan, lebih baik keterampilan kognitif dan keterampilan interpersonal, demikian menurut penelitian terbaru.

Penelitian terbaru menemukan manfaat lain dari wajah yang bahagia. Ternyata orang yang mempunyai senyuman besar, dapat hidup lebih lama.

Para peneliti di Wayne State University, Detroit, mengevaluasi foto 230 pemain Liga Utama Baseball yang bertanding sebelum tahun 1950. Melalui foto-foto tersebut, peneliti menilai senyum para partisipan yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu partisipan dengan senyuman terlebar, tersenyum biasa, dan yang tidak tersenyum sama sekali.

Penilaian senyum pemain dibandingkan dengan data kematian yang terjadi 2006 dan 2009. Selain menganalisa tingkat senyum partisipan, para peneliti juga mengumpulkan informasi lainnya yang berhubungan dengan faktor penyebab seseorang berumur panjang seperti status pernikahan, tahun kelahiran, dan indeks massa tubuh.

Tim peneliti menemukan pemain yang masuk kategori satu berusia rata-rata 73 tahun. Adapun usia rata-rata pemain yang masuk kategori dua dan tiga masing-masing 75 dan 80 tahun. Hubungan antara senyum dan usia itu bahkan tetap kuat setelah memasukkan faktor-faktor seperti status pernikahan, tahun kelahiran, indeks massa tubuh, dan pendidikan.

Penelitian yang dimuat di jurnal Psychological Science menemukan, semakin lebar senyum seseorang, mengindikasikan bahwa orang tersebut merasakan kebahagiaan yang kemudian menuntunnya untuk memiliki sifat positif.

"Orang yang tersenyum paling lebar memiliki umur lebih panjang dibandingkan dua kelompok lainnya," kata salah satu peneliti, Ernest L Abel. "Sangat sulit memalsukan senyum tulus yang datang dari pancaran hati," tambah Ernest.

Analisa Ernest dan timnya terbukti ketika pada 1 Juni 2009, hanya tinggal 46 partisipan yang masih hidup. Mereka adalah ternyata para pemain baseball yang memiliki senyuman paling lebar. [healthzone/cha/www.hidayatullah.com]

Mengupil, Rahasia Ilmiah yang Belum Terpecahkan

Mengupil diistilahkan orang Jerman sebagai "mengebor hidung". Kebiasaan ini ternyata dapat berdampak mematikan
Oleh: Catur Sriherwanto

Hidayatullah.com--Di tulisan bagian pertama telah dipaparkan secara ilmiah manfaat kesehatan yang mungkin ada pada kebiasaan mengupil. Namun perilaku yang dalam bahasa Jerman disebut Nasebohren atau Nasenbohren (Nase = hidung, bohren = mengebor; Nasebohren = mengebor hidung) ini bukannya tanpa bahaya. Dalam karya ilmiahnya baru-baru ini (2010), ilmuwan India Lakshmi Purushothaman dan rekannya menuturkan bahwa mengupil merupakan penyebab nomor dua terjadinya pendarahan hidung selama kehamilan. Kebiasaan mengebor hidung berlebihan bahkan bisa berdampak kematian.

Tewas setelah mengebor hidung

Mengupil diartikan sebagai perilaku memasukkan jari (atau benda) ke dalam hidung sendiri dengan tujuan mengambil cairan kering keluar dari hidung. Jika mengupil ini menjadi kebiasaan yang sulit dicegah, maka kelainan ini dalam dunia kesehatan diistilahkan dengan rhinotillexomania. Istilah tersebut berasal dari gabungan kata rhino (dalam bahasa Yunani berarti hidung), tillesthai (menarik, mengunduh), exo (luar), dan mania (keasyikan).

Kegiatan mengupil itu sendiri sebenarnya tidaklah berbahaya. Namun pengeboran lubang hidung itu dapat berdampak sangat buruk jika dilakukan: (1) dengan sangat kuat (misalnya menggaruk dengan kuku jari), (2) terlalu dalam (contohnya memasukkan jari melebihi ukuran panjang ruas pertama jari), (3) menggunakan benda selain jari, dan (4) menggunakan jari kotor. Kebiasaan mengupil tak terkendali mendapat perhatian khusus di kalangan ilmuwan mengingat salah satu dampak berbahayanya adalah kematian!

Ian Bothwell (63 tahun) adalah salah satu contoh korban pengeboran hidung itu. Warga Inggris yang misteri kematiannya diungkap Dr. Emyr Benbow di rumah sakit Manchester Royal Infirmary, Inggris, itu awalnya diduga tewas karena jatuh dari tempat tidur. Namun ketiadaan bekas benturan pada kepala menihilkan penjelasan tersebut. Lubang hidungnya yang dipenuhi darah menjadi pertanda bahwa kematiannya adalah karena epistaxis, atau pendarahan pada lubang hidung. Akhirnya disimpulkan bahwa sang korban yang menderita demensia dan ketergantungan pada minuman keras itu tewas karena mengupil terlalu berlebihan yang berujung pada pendarahan hingga mati.

Penelitian mengupil di Belanda

Sekitar sepertiga manusia di dunia memiliki sejenis kuman bakteri yang diberi nama Staphylococcus aureus yang menghuni lubang hidungnya. Bakteri ini dapat menyerang manusia dan menjadikan mereka sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh karena itu, penelitian terkait dengan bakteri tersebut dengan kebiasaan mengupil sangatlah penting demi mencegah terjangkitnya penyakit akibat bakteri tersebut.

Peneliti asal Belanda, Heiman FL Wertheim dkk., melibatkan 238 pasien klinik telinga-hidung-tenggorokan (THT) dan 86 orang sehat yang bekerja di rumah sakit dalam kajiannya. Mereka diminta menjawab daftar pertanyaan seputar perilaku mereka terhadap hidung mereka, serta diteliti apakah hidung mereka mengadung bakteri S. aureus.

Hasilnya, di kalangan pasien THT, mereka yang suka mengupil cenderung memiliki bakteri S. aureus di dalam hidung mereka dibandingkan bukan pengupil. Demikian pula, di kalangan orang sehat, mereka yang mengaku lebih banyak mengupil cenderung lebih sering didapati bakteri S. aureus di dalam hidung mereka. Kesimpulannya, kebiasaan mengupil erat hubungannya dengan keberadaan bakteri S. aureus di dalam hidung si pengupil. Mengatasi kebiasaan mengupil mungkin dapat membantu menghilangkan bakteri tersebut dari lubang hidung.  [cs/hidayatullah.com]

Daftar pustaka:

1). Purushothaman, L & Purushothaman, PK (2010) Analysis of Epistaxis in Pregnancy. European Journal of Scientific Research 40(3):387-396. (http://www.eurojournals.com/ejsr_40_3_07.pdf, terkunjungi pada 4 April 2010)

2). BBC (2006) The Truth About Nose-picking. 29 March 2006. (http://www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A9737094, terkunjungi pada 4 April 2010)

3). Telegraph.co.uk (2008) Man dies from picking his nose. 5 December 2008 (http://www.telegraph.co.uk/news/uknews/3566273/Man-dies-from-picking-his-nose.html, terkunjungi pada 4 April 2010)

4). Wertheim, HFL et al. (2006) Nose Picking and Nasal Carriage of Staphylococcus aureus. Infection Control and Hospital Epidemiology 27(8):863-867. (http://www.journals.uchicago.edu/doi/pdf/10.1086/506401, terkunjungi pada 4 April 2010)

"Kisah Dakwah di Bawah Langit Hong Kong"

Sunday, 04 April 2010 09:34
Betapa mulia TKW asal Indonesia ini. Sambil bekerja, mereka menyempatkan dakwah. Tak ada dukungan pemerintah Indonesia!

Hidayatullah.com—Pagi itu, Ahad, (28/3), cuaca sangat cerah. Ribuan orang berjejal di sebuah taman. Layaknya anak-anak metropolis, berpakaian nge-pop ala ABG. Sebagian bahkan ada yang berbikini dan hampir menonjolkan bentuk tubuhnya. Jangan keliru, mereka bukan bule, mereka adalah anak-anak asli Indonesia tepatnya buruh migran asal Indonesia (BMI) yang sedang mengadu nasib di Hong Kong. Di Victoria Park, Causeway Bay inilah mereka sering bertemu.

Selain karena tempatnya luas, sekitar 10 hektar, tempat ini tersedia kolam renang, air mancur, play ground, tempat olahraga basket, sepak bola juga tenis. Jangan heran jika di tempat ini, tiap Ahad pagi, dipenuhi wajah dan obrolan berlogat Indonesia. Selama sepekan sekali, ribuan anak-anak Indonesia yang bekerja di Hong Kong berkumpul jadi satu. Mereka bertemu seolah untuk memuaskan dahaga kerinduan dengan teman-teman yang lain. Entah karena haus hiburan, pengaruh sekulisme Hong Kong atau tempat pelampiasan karena jauh dari tempat tinggal mereka di Indonesia.

Ada banyak cara warga BMI mengungkapkan hasrat mereka ketika berada jauh dari tempat tinggal mereka. Salah satu diantaranya adalah konkow-kongkow, ngobrol ngalor-ngidul, bahkan tak jarang berujung maksiat.

Sementara itu, tak beberapa jauh dari mereka, nampak pemandangan sangat kontras. Sekelompok wanita berjilbab rapi sedang berkerumun. Mereka khusu’ mendengar pengajian dan menimba ilmu agama.

Satu cara yang terakhir inilah yang dilakukan grup perpustakaan Birrul Walidain. Perpustakaan ini beranggotakan sekumpulan BMI/TKW yang berjuang keras demi menjaga akidahnya agar tidak luntur oleh gerusan budaya westernisasi Hong Kong. Perpustakaan yang di ketuai oleh Nuryati ini memfokuskan dakwah pada peminjaman buku-buku keislaman dan kristologi.

Nuryati mengaku, dirinya dibantu beberapa rekan sesama TKW bukanlah pantas disebut ustadzah. Selain karena di sini ia hanya sebagai pekerja, ia mengaku jujur, ilmu yang dimiliki tak cukup untuk berdakwah. Meski demikian, melihat banyaknya BMI/TKW yang terpengaruh budaya Hong Kong, ia memiliki niat dan semangat untuk berdakwah semampunya. Karena itulah lahir taman bacaan Islam yang di kelola bersama rekan-rekannya.

“Dakwah melalui peminjaman buku di nilai cukup tepat bagi kondisi BMI Hong Kong, karena tidak ada unsur pemaksaan terhadap mereka untuk belajar Islam, “ ujarnya kepada hidayatullah.com saat menemuinya di Victoria Park.

Dalam berdakwah, Nuryati mengatakan lebih memfokuskan BMI yang masih belum berjilbab. Tentu saja, untuk mengajak ke jalan Islam secara pelan-pelan.

Alasan lain berdakwah melalui taman bacaan, karena buku bisa dipulang dibaca di sela kesibukan mereka bekerja.

Nuryati merasa miris terhadap kondisi BMI yang telah terkontaminasi budaya Hong Kong yang menyebabkan banyak muslimah kehilangan izzah-nya. Namun sejak hadirnya Birrul, menurut wanita asal Wonosobo ini, telah banyak BMI yang terbuka dan mau memakai jilbab. Tentu saja, setelah banyak mempelajari buku-buku yang di sediakan Birrul Waliddain.

Di tanya tentang cara kerja Birrul Walidain, Nuryati mengatakan, perpustakaan ini melayani peminjaman buku hanya di hari libur. Khususnya hari Ahad. Tentu saja ada alasannya. Karena di hari Senin-Sabtu semua pengurusnya harus kerja untuk majikan masing-masing, mulai jam 10 pagi sampai 5 sore. Nah, sisa satu dalam seminggu itulah yang dimanfaatkan pengurus Birrul berdakwah melalui buku.

Berkantor di bawah Langit

Menurut Sekertaris Birrul Walidain, Siti Muslimah rata-rata buku yang di pinjamkan tidak dibebankan biaya. Kecuali infaq seikhlasnya sebagai pengganti buku bila ada kerusakan. Namun demikian, sebagian hasil infaq itu disalurkan ke beberapa yayasan pendidikan yang ada di Indonesia.
Menariknya, tak sebagaimana perpustakaan umumnya di dunia. Siti Muslimah lebih suka menyebut perpustakaannya itu bersekretariat atap langit dan bermarkas di atas bumi Allah.

Karena itulah, buku-bukunya akan dibeber di atas tikar dan sajadah setiap hari Ahad pagi sampe sore. Saat itulah para penggemar dan pembacanya memanfaatkan buku-buku ini untuk mengenyam ilmu pengetahuan dan Islam.

Meski demikian, menurut wanita asal Ponorogo ini, hambatan tidak memili kantor ini tidak mengghalanginya untuk menyebarkan ilmu dan menyebarkan Islam pada sesama BMI.

“Kami tidak ingin akidah kami tenggelam oleh budaya yang jauh dari nilai Islam, makanya kami memilih mengisi liburan dengan berorganisasi, “ ujar Muslimah kepada www.hidayatullah.com. ”Walau hanya dengan meminjamkan buku, semoga ini bisa menjadi amalan kami dalam mencari ridho Allah,” ujarnya lebih jauh.

Menghadapi Rintangan

Perpustakaan Birrul Walidain berdiri pada November 2006. Di dirikan pertama kali oleh seorang pekerja migran bernama Linda, asal Cilacap Jawa Tengah. Awalnya, kehadiran perpustakaan ini atas kepeduliannya terhadap pemurtadan banyak menimpa BWI/TKW di Hong Kong.

Pemandangan ini tak urung membuat Linda mencari akal hingga lahirnya Birrul Walidain. Untuk menopang buku-buku dan mekanisme jalannya perpustakaan ini, ia bekerjasama dengan sebuah yayasan di Jakarta yang di ketuai oleh seorang kritolog bernama Insan LS Mokoginto, dan kristolog muda asal Surabaya, M. Masyhud.

Saat memulai memperkenalkan diri keberadaannya, pengurus Birrul harus berkeliling Victoria Park untuk meminjamkan buku-buku-nya. Kini, mereka tak lagi harus berkeliling. Karena sekarang sudah mempunyai banyak peminjam tetap, kini perpustakaan yang semula hanya memiliki koleksi 200 judul buku ini telah memiliki tenda tetap, sebagai base-camp mangkal di Victoria Park.

Dengan lebih dari 1200 koleksi judul buku, para peminjam, kini cukup mendatangi tenda Birrul untuk meminjam atau mengembalikan buku-bukunya.

Untuk memudahkan pekerjaan perpustakaan, selain membuat tenda, para pengurus harus membeli sebuah koper besar. Agar semua bukunya aman, setelah jam perpustakaan tutup, semua buku dimasukkan koper dan selanjutnya disimpan di sebuah flat tempat penyewaan barang di sebuah ruko. Selanjutnya, buku-buku itu akan diambil lagi saat waktu libur tiba.

Selain aktif melayani peminjaman buku, kegiatan Birrul Walidain meningkat. Yakni melayani jasa pemesanan buku-buku dari Indonesia, mengadakann kajian dan pengajian. Beberapa ustadz asal Indonesia pernah mereka datangkan. Diantaranya; Ustad Insan LS Mokoginta, Ustad Mujahid Nur islami dari DDII Depok, ustad Masyud dari Surabaya, Ust Mundzir dari Jakarta dan Sakti Ari Seno, mantan gitaris SheillaOn7, yang kini lebih menekuni aktivitas dakwah daripada menyanyi.

Sebagai grup dakwal kecil, Birrul Walidain tahu diri, bagaimana peliknya berdakwah di negara orang. Dukungan dana dan moral tentu dibutuhkan. Sayangnya, hingga saat ini, tak satupun wakil pemerintah Indonesia pernah menjenguk mereka.

Menurut catatan, hingga saat ini, tercatat lebih dari 100 ribu TKW asal Indonesia bekerja di Hong Kong. Umumnya mereka, mayoritas perempuan.
Sebagai kota administrasi khusus dan besar di RRC, dampak kemewahan dengan segala keglamauran, bukan masalah kecil bagi pekerja migran asal Indonesia. Kebebasan pergaulan, mudahnya akses internet, maraknya fashion yang menggoda, membuat mereka jatuh bangun mempertahankan keimanan. Gaya hidup metropolis dan materialisme masyarakat Hong Kong, mau tak mau, ikut menjangkiti buruh migran.

Akibatnya, bayak pula muslimah Indonesia yang terkikis jati dirinya, hanyut dalam budaya dan gaya hidup Hong Kong. Ibaratnya, jika menjadi baik atau buruk, semua fasilitas telah tersedia.

Ujian dan rintangan seperti itu yang nampaknya akan terus menggelayuti dakwah Birrul Walidain. Kenyataan ini diakui Nuryati yang mengaku betapa berat dirasakan saat mengelola lembaga dakwah seperti perpustakaan Islam ini. Kendala ini, terutama yang berhubungan dengan kondisi BMI yang kadangkala masih minim kesadaran dalam mempelajari Islam. Menurut gadis asal Wonosobo Jawa tengah ini, dibutuhkan kesabaran dalam mengajak BMI ke jalan Allah.

“Saya berharap dapat merangkul lebih banyak lagi BMI yang belum berkerudung untuk bergabung bersama kami kemudian mengkaji ilmu agama, “ kata Nuryati menutup pembicaraan.

Nuryati menuturkan sangat berharap pemerintah, para ulama dan kaum Muslim yang berada di Indonesia ikut memikirkan masalah buruh migran ini.

Semoga perjuangan rekan-rekan BMI Hong Kong di permudah oleh Allah, hingga suburlah perkembangan Islam di Negara yang di juluki sebagai 'Negara beton' itu. [anna, koresponden Hidayatullah.com di Hong Kong/www.hidayatullah.com]

Utang Indonesia Bertambah 18 Juta USD

Tuesday, 06 April 2010 15:06 Nasional
Indonesia mendapatkan pinjaman senilai 18 juta US dolar dari Pemerintah China. Hutang lagi, hutang lagi!

Hidayatullah.com--Rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sarana perhubungan, khususnya sektor transportasi kembali meninggalkan coretan utang luar negeri.

Mentri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Selasa (6/4), menjelaskan, Indonesia kembali mendapatkan pinjaman senilai 18 juta US dolar dari Pemerintah China, untuk empat proyek pembangunan.

Keempat proyek pembangunan transportasi tersebut adalah, proyek Jalan Tol Medan Kuala Namu, pembangunan Jembatan Tayan di Kalimantan Barat, proyek Jalan Tol Cisundawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan), serta pembangunan Jembatan Teluk Kendari.

"Yang sudah comited akan dibiayai pemerintah China ada empat proyek. Tinggal menunggu loan agreement yang akan ditandatangani Menteri Perdagangan China, dan Pemerintah China," ujar Kirmanto di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa (6/4/2010) siang tadi.

Beberapa proyek infrastruktur perhubungan, seperti sarana jalan, jembatan, pelabuhan dan lainnya akan segera dikebut pemerintah dalam rangka mempersiapkan Asean Integrity 2015. "Sebelum kita terintegrasi dengan Asean atau Asia secara lebih luas, kita sudah seharusnya secara nasional lebih dulu terintegrasi kan?," ujar Kirmanto. [tbn/www.hidayatullah.com]

Jumat, 26 Maret 2010

Manasik Haji



Pada hari rabu 17/3 lalu kami para murid-murid kmi melaksanakan manasik haji di embarkasi haji donoudan boyolali. Acara ini diikuti oleh para pelajar kmi kecuali kelas niha'i, karena mereka sedang bersiap-siap mengadakan ujian nasional. Acara ini sangat bermanfaat bagi pelajar untuk belajar bagaimana cara melaksanakan haji & umrah yang benar. Di sini kami belajar cara-cara melaksanakan thowaf, sa'i, lempar jumrah, dll. Dalam acara ini para pelajar dibimbing oleh para ustad yang telah mahir dalam hal ini, mereka telah melaksanakan ibadah haji yang sebenarnya. Acaranya dimulai dari pagi hingga siang hari. Udaranya cukup panas saat itu, dan cukup membuat para pelajar kecapekan. Usai acara kami lansung menyantap makan siang, lalu go home. Pokoknya acaranya siiiip buuaangeeet dech....!!!!!

Ini foto-fotonya: